• kepegawaian@undana.ac.id
  • (0380) 881580
News Photo

Cerita di Balik Layar Seleksi PPPK Kemdiktisaintek 2024 Asa dan Strategi Para Pejuang Pendidikan

KUPANG  Gelombang harapan dan semangat membara menyelimuti para peserta seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Tahun Anggaran 2024 Tahap II di Kupang. Setelah melewati gerbang seleksi administrasi, kini mereka memasuki medan kompetensi, sebuah tahapan krusial yang akan menentukan langkah mereka dalam mengabdikan diri di dunia pendidikan tinggi.

Di tengah hiruk pikuk ruang ujian Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Kupang, terpancar antusiasme yang tak terbendung dari wajah para calon abdi negara ini. Adi M. Mautuka, seorang peserta sesi pertama hari kedua, Senin, 28 April 2025, berbagi motivasi mendalam yang mendorongnya untuk berjuang menjadi bagian dari birokrasi. Bagi Adi yang sehari-hari bekerja sebagai Tenaga Kependidikan Non ASN di UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Undana, lingkungan kerja di pendidikan tinggi menawarkan keseimbangan yang lebih baik, dengan tekanan yang relatif lebih moderat dibandingkan dengan dinamika sektor swasta. “Tentu saja ada tantangan, tetapi saya percaya atmosfer di lingkungan kampus akan memberikan ruang yang lebih kondusif untuk berkarya,” ujarnya dengan keyakinan.

Lebih lanjut, Adi tak sungkan berbagi strategi jitu dalam menghadapi tantangan 145 soal yang harus ditaklukkan dalam waktu 130 menit yang terasa singkat. Kunci utamanya, menurut Adi, terletak pada efisiensi dalam membaca dan menganalisis soal. “Saya selalu berusaha membaca pertanyaannya terlebih dahulu, baru kemudian menelusuri bacaan dengan cepat. Dengan begitu, fokus saya akan lebih terarah untuk menemukan jawaban yang paling akurat di antara pilihan yang tersedia,” ungkapnya, memberikan tips berharga bagi peserta lainnya yang berasal dari Undana.

Sementara itu, Jefri Christianto, Kepala Unit Pelayanan Seleksi dan Pengembangan Kompetensi Pegawai BKN, memberikan gambaran yang lebih luas mengenai signifikansi seleksi PPPK Tahap II ini. Ia menjelaskan bahwa program nasional ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam menata dan mengakomodasi tenaga kerja kontrak yang kompeten di berbagai lini kementerian dan daerah. “PPPK ini menjadi jembatan bagi talenta-talenta terbaik untuk berkontribusi secara signifikan dalam memajukan sektor publik,” jelas Jefri dengan lugas.

Sebuah perbedaan mendasar antara seleksi PPPK dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) terletak pada sistem penilaian yang diterapkan. Jefri mengungkapkan bahwa PPPK menggunakan sistem perankingan, yang berarti tidak ada ambang batas nilai (passing grade) yang ditetapkan. “Dalam seleksi PPPK, peserta dituntut untuk meraih peringkat tertinggi dengan nilai kumulatif maksimal, yakni 670 poin dari 145 soal. Ini mendorong persaingan yang sehat dan memotivasi peserta untuk memberikan kemampuan terbaik mereka,” terangnya, menekankan pentingnya performa maksimal setiap individu.

Di penghujung penjelasannya, Jefri menyampaikan pesan penyemangat bagi para peserta yang akan dan telah mengikuti seleksi kompetensi. Bagi mereka yang belum berjuang, ia mengimbau untuk mempersiapkan diri dengan matang dan menaruh kepercayaan pada potensi diri. “Persaingan memang ada, tetapi proses seleksi ini transparan dan adil. Bagi yang telah menyelesaikan ujian, tetaplah bersabar. Ada komitmen kuat dari pemerintah bahwa seluruh tenaga PPPK akan diangkat, sebuah kebijakan yang patut kita nantikan bersama,” pungkasnya, memberikan secercah harapan dan kepastian bagi para pejuang pendidikan dan kebudayaan ini.

Proses seleksi yang transparan dan akuntabel menjadi jaminan bahwa setiap peserta memiliki kesempatan yang sama untuk meraih impiannya. Pemerintah berkomitmen untuk menjaring talenta-talenta terbaik yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi untuk mengisi formasi PPPK di lingkungan Kemdiktisaintek.

Semangat kebersamaan dan dukungan antar peserta juga menjadi pemandangan yang mengharukan. Meskipun berkompetisi, mereka saling memberikan semangat dan motivasi, menyadari bahwa tujuan akhir mereka adalah mulia, yakni memajukan pendidikan tinggi di Indonesia. (Fanty)

Share This News

” Pendidikan Tinggi Bermutu, Relevan dan Berdaya Saing “


Tujuan kami adalah menjadikan Undana sebagai perguruan tinggi yang berorientasi global dengan cara mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu, relevan dan berdaya saing, lalu menjadi universitas riset dalam bidang lahan kering kepulauan, serta mewujudkan pengabdian pada masyarakat yang berorientasi kesejahteraan masyarakat.