Rektor Undana, Prof. Maxs Sanam beserta jajarannya saat merayakan Dies Natalis ke-61 Undana
  • 04 September 2023
  • 189 Pembaca

Civitas Academica, Alumni dan Purnabakti Rayakan Dies Natalis ke-61 Undana

KUPANG – Dalam rangka mewujudkan sinergitas dan kolaborasi menuju Universitas Nusa Cendana (Undana) yang unggul dan jaya, maka seluruh civitas akademika, pegawai beserta alumni dan sejumlah purna bakti Undana menghadiri perayaan Dies Natalis ke-61 Undana.

Perayaan hari jadi Undana kali ini dirayakan dalam nuansa jalan santai sambil memungut sampah plastik di pinggir Jalan Adi Sucipto Penfui menuju Jalan Piet A. Tallo, dimulai tepat pukul 06.00 WITA  di Halaman Rektorat Undana, Jumat 1 September 2023.

Selanjutnya, momentum kebahagiaan tersebut ditandai dengan pelepasan balon udara dan doa bersama seluruh hadirin yang hadir. Pelepasan balon udara dilakukan oleh Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Rektor Maxs U. E. Sanam, M.Sc beserta sejumlah pimpinan, antara lain Warek I Bidang Akademik, Prof. Dr. drh. Annytha I. R. Detha, M.Si, Warek II Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Paul G. Tamelan, M.Si, Warek III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Siprianus Suban Garak, M.Sc, dan Warek IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng. Hadir pula Ketua Senat Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph. D beserta para pimpinan fakultas, pascasarjana, biro, lembaga, dan unit lainnya beserta jajaraan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Undana.

Rektor Undana, Prof. Dr. Maxs U. E. Sanam, M.Sc pada kesempatan itu menyampaikan, proficiat dan kebanggaannya Undana bisa merayakan hari jadi yang ke-61. Untuk mewujudkan Undana unggul dan jaya, pada masa kepemimpinannya sejumlah kemajuan telah dicapai, diantaranya adalah penambahan sejumlah guru besar, peningkatan akreditasi unggul 3 (tiga) Prodi di Undana, yakni Prodi Kedokteran Hewan, Profesi Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) dan Prodi Peternakan pada Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan. Selain itu, Undana juga berhasil membuka sejumlah Prodi, diantaranya adalah Prodi Farmasi pada FKKH, dan 3 (tiga) Prodi Magister, yakni Magister Manajemen, Magister Komunikasi dan Magister Rekayasa Teknik, serta Program Doktor Ilmu Lingkungan.

Ia menambahkan, Undana saat ini terus berjuang meningkatkan sejumlah akreditasi internasional, sehingga akhirnya bisa dikonversi menjadi akreditasi unggul. Sejumlah capaian tersebut, kata Prof. Maxs, dapat diraih karena telah dirintis pemimpin-pemimpin sebelumnya. “Kita bersyukur bahwa pemimpin Undana sebelumnya telah meletakan Undana pada track-nya. Pada masa saya sejumlah perubahan besar terjadi dan berkembang begitu cepat, termasuk usul kepangkatan lektor kepala ke guru besar dan lainnya,” tuturnya.

 

Rektor Undana menambahkan, jika sekitar 4-5 Prodi yang diusulkan dapat meraih akreditasi unggul, maka hal itu dapat menjadi acuan untuk meningkatkan akreditasi Undana menjadi unggul. Oleh karena itu, Prof. Maxs menyebut, sumber daya manusia (SDM) Undana, yang terdiri dari para guru besar, doktor, magister, perlu berkolaborasi dan berkontribusi untuk mendukung upaya Undana menuju unggul dan jaya, agar bisa bersaing dan setara dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya di Indonesia.

Ketua Senat Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk memajukan Undana, tidak hanya butuh kerja individu, namun perlu kerja secara kolektif. Prof. Fred mengisahkan, Undana sejak 2017 lalu telah berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU), dan ini merupakan sebuah kemajuan yang diraih agar bisa bersaing dengan universitas lainnya di Indonesia.

“Kemajuan Undana ke depan, kita tidak bisa letakan hanya ke tangan seorang Rektor, tetapi untuk menuju unggul dan jaya, butuh kontribusi kita masing-masing,” ujar Rektor Undana periode 2013-2017 dan 2017-2021 ini.

Prof. Fred pada kesempatan itu juga mengisahkan Sejarah berdirinya Undana, sejak tahun 1962, mulai dari pemimpin awal tingkat rektorat hingga sejumlah fakultas pertama yang berdiri di Undana. Menurutnya, sejarah tersebut perlu diketahui civitas akademika agar ke depan bisa membawa Undana menuju unggul dan jaya.

Ir. Esthon L. Foenay, M.Si selaku sesepuh dan alumni Undana juga pada kesempatan itu mengisahkan kisah perjalanannya selama menempuh studi di Undana sejak tahun ajaran 1969/1970. Menurutnya, tokoh yang pertama kali memberi nama Undana hingga akhirnya disetujui – ketimbang dua nama sebelumnya – adalah Bapak Angel Sahetapy. Menurutnya, beliau kala itu menjabat sebagai Kepala Bidang  Pendidikan Menengah Kejuruan pada Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan NTT.

“Puji Tuhan hari ini kita merayakan hari ulang tahun Undana ke-61, dan saya representasi mewakili teman-teman alumni yang masuk ke Undana tahun ajaran 1969/1970,” tuturnya.

Ia menambahkan, dalam dinamika dan perkembangannya, Undana diisukan akan ditutup, karena pada waktu itu fakulas eksakta belum ada yang menamatkan sarjananya, sehingga atas inisiatif Gubernur NTT mendiang El Tari, bersama dengan Bapak Prof. Dr. Sutan Mohamad Syah agar mahasiswa Fakultas Peternakan Undana dapat ikuti ujian S-1 di Undana.

“Dan dapat diwujudkan sehingga fakultas eksakta pertama di Undana dari 5 fakultas di Undana menamatkan  (sarjana) pada 1 Oktober 1974/1975, maaf pada saat itu pakai tahun ajaran 1974/1975, dan oleh Rektor Moses Toelihere, dan Dekan Fakultas Peternakan, Ibu Pello de Haan memperjuangkan dapat ujian sarjana di Fapet 1979/1980, sedangkan teman-teman lain semua melanjutkan untuk ambil sarjana di IPB Bogor, Brawijaya Malang dan Mojokerto, antara lain yang hadir adalah Prof. Dr. Jublina Bale Therik, kedua Prof. Heni Beli,” sambung mantan Wagub NTT ini.

Lebih dari itu, Esthon mengaku bangga, karena dirinya merupakan alumnus pertama Fakultas Peternakan Undana. “Ternyata Tuhan memberi talenta keberkatan tersendiri, tamatan Undana 3 orang menjadi Gubernur NTT dan Wakil Gubernur NTT. Bae sonde bae Undana lebe bae,” pungkas politikus Gerindra NTT itu.

Komentar